Banjarmasin,29 Desember 2010
Pembelajaran berbasis teknologi diselenggarakan dalam berbagai pola, yang pada dasarnya mengandalkan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi melalui audio/video, TV, dan pembelajaran dengan menggunakan media komputer dan internet. Pembelajaran dengan menggunakan media komputer dan internet merupakan salah satu alternatif yang sangat potensial, dimana kebutuhan pendidikan yang telah mengglobal menuntut adanya percepatan dan perluasan akses yang tak terbatasi. Percepatan informasi dalam hitungan detik, dengan memijit tombol email akan berpindah dari satu komputer ke komputer lain di bagian dunia manapun.
Proses pembelajaran sebagai bagian penting dari kurikulum hendaknya menjadikan peserta didik menyerap informasi atau ilmu pengetahuan yang dipelajari sebagai bagian dari dirinya. Oleh karena itu sistem kurikulum yang dikembangkan hendaknya fleksibel. Target kurikulum bukan hanya penyampaian sejumlah pokok materi pembelajaran kepada setiap peserta didik. Proses pembelajaran yang berorientasi pada empat pilar belajar sebagaimana direkomendasikan UNESCO, yakni: belajar untuk mengetahui (learning to know); belajar untuk mengerjakan sesuatu (learning to do); belajar untuk dapat hidup bersama (learning to live together) dan belajar untuk mengembangkan diri (learning to be), mengharuskan perancang kurikulum dan pendidik mengembangkan potensi peserta didik untuk memiliki rasa percaya diri dan siap hidup di masyarakat sesuai dengan kemampuannya.
Kondisi saat ini, pada umumnya penyelenggaraan pendidikan termasuk guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di SD, SMP dan SMA/SMK dilakukan melalui ceramah yang berkepanjangan dan belum mengoptimalkan media dan sumber belajar lainnya dalam setiap pembelajaran yang dikelolanya. Guru menjadi satu-satunya sumber belajar di kelas, siswa duduk diam dan hanya mendengarkan informasi yang diberikan oleh guru dari awal sampai akhir pembelajaran. Pembelajaran yang dikelolanya hanya mengulang-ulang apa yang pernah disampaikan, itu-itu saja dari tahun ketahun bahkan telah berpuluh-puluh tahun. Sementara kemampuan guru dalam bidang ilmunya juga kurang ditingkatkan, bahkan tidak lagi mengakses berbagai sumber belajar termasuk sumber belajar berbasis teknologi informasi dan komunikasi berupa TV, video pembelajaran, dan komputer yang dilengkapi dengan fasilitas internet.
Berdasarkan pemikiran tersebut, SEAMOLEC adalah lembaga di bawah organisasi Menteri-Menteri Pendidikan se Asia Tenggara yang memiliki kemampuan dalam hal pendidikan terbuka dan jarak jauh berbasis teknologi informasi dan komunikasi bekerjasama dengan Direktorat Pendidikan Agama Islam pada Sekolah (Dit. PAIS) Kementerian Agama yang membina Pendidik dan Tenaga Kependidikan mata pelajaran pendidikan agama islam tentang integrasi Tekonologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam pembelajaran.
Tujuan
Tujuan pendidikan dan pelatihan ini adalah agar Pendidik dan Tenaga Kependidikan mata pelajaran pendidikan agama di SD, SMP, SMA dan SMK memiliki kompetensi dalam mengintegrasikan TIK dalam pembelajaran, sehingga pembelajaran yang dikelolanya dapat berjalan secara efektif, efisien dan memiliki daya tarik. Untuk mencapai tujuan pendidikan dan pelatihan tersebut masing-masing guru diharapkan memiliki karakteristik kemampuan sebagai berikut :
a. mampu menjelaskan konsep pengintegrasian TIK dalam pembelajaran;
b. mampu mengembangkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang terintegrasi dalam pembelajaran;
c. mampu membuat media penyaji;
d. mampu membuat e-mail dan dapat mencari sumber belajar berbasis internet;
e. mampu menganalisis dan mengelola hasil penilaian berbasis TIK.
Srategi Pelaksanaan
Diklat ini lebih banyak dilaksanakan dengan praktek dengan strategi berikut ini:
a. Metode/Teknik Pembelajaran;
Metode/teknik yang digunakan adalah metode yang dapat mengkondisikan seluruh peserta untuk terlibat aktif dalam pembelajaran berupa metode presentasi, praktik, simulasi, demonstrasi dan diskusi yang berorientasi pada pencapaian hasil (produk) berupa pengintegrasian TIK dalam pembelajaran.;
b. Media Pembelajaran.
Media pembelajaran yang digunakan adalah media penyaji, berupa Liquid Crystal Display (LCD) proyektor, komputer/laptop, dan koneksi internet.
c. Alokasi Waktu Pembelajaran
Waktu pembelajaran dialokasikan dengan proporsi 70 % untuk peserta pelatihan terlibat langsung (praktik) dan 30 % untuk informasi materi (pemberian stimulasi baru/teori).
Materi Pelatihan
1. Konsep Pengintegrasian TIK dalam pembelajaran
2. Pengembangan RPP di integrasikan dengan TIK
3. Pemanfaatan TIK dalam Pembelajaran
4. Mencari Sumber Belajar di Internet
5. Mengelola dan menganalisis hasil penilaian berbasis TIK (Kerja Mandiri).
Rabu, 29 Desember 2010
GPAI Pelatihan TIK
07.53
No comments
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar