This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Yuk berbagi informasi dan pengetahuan. Semoga blog ini bermanfaat.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Kamis, 24 Februari 2011

Tesis

ABSTRACT

Muhammad Toha. The Influence of Principal’s Leadership Style, Teachers’ Motivation, and School Climate to Teachers’ Morale at SMKN in Banjar Sub-Province. Under guidance of Prof. Dr. Hj. Juairiah, M.Pd and Dr. Ahmad Salabi, S.Ag., M.Pd. Thesis on Magister Programme of IAIN Antasari Banjarmasin, 2010.
Key Words: Principal’s Leadership Style, Teachers’ Motivation, School Climate, and Teachers’ Morale.


Teachers’ working morale is a very important factor that influences organization’s goal achievements. Working morale can be categorized into two dimensions; high working morale and low working morale. Teachers with high working morale will promote/support a positive way to the school organization. He/She will influence organization’s goal achievements. He/She motivates others so that the people in the school have one same vision in achieving the organization’s goal. Otherwise, low teachers’ working morale will bring the school into collapse or at least, in status-quo and off course cannot achieve the goal. Teachers’ morale could be influenced by many factors either it is on high or low morale.

The aims of this research are to find out: (1) the influence of Principals’ leadership to teachers’ working morale; (2) the influence of teachers’ motivation to teachers’ working morale; (3) the influence of school climate to the teachers’ working morale; and (4) the influence of Principals’ leadership, teachers’ motivation, and school climate to the teachers’ working morale.
In this study, a correlational quantitative method is conducted. This study is trying to explain if there were any contribution of the independent variables to dependent variable based on coefficient of correlation. Since there are three independent variables and one dependent variable, a multivariate technique is used. This study is trying to find out the contribution of Principals’ leadership, teachers’ motivation, and school climate to teachers’ working morale. There are 130 person whom population of this study. A proportional sample random technique is used to pick up 109 respondents. The instrument of the data collector is questionnaire. In this study, Principals’ leadership style will be parted into two; Principal’s leadership style orientation on initiating structure and on consideration. Motivation also has two dimensions, extrinsic and intrinsic. The last variable, school climate is focused on supportive, collegial, intimate, directive, restrictive, and disengaged.

This study finds out that the Principal’s leadership style are in good category (77.82%), teachers’ motivation are in good category (75.12%), school climate is in good enough category (66.47%), and teachers’ morale are in good category (71.71%). Based on the data and calculation with SPSS 17, here are the result of the study: (1) Principals’ leadership style have not influenced teachers’ morale, it just only has 0,4% of contribution; (2) teachers’ motivation have influenced positively and significantly teachers’ morale by 10.6%; (3) school climate has influenced positively and significantly teachers’ morale by 21.2%; and (4) Principal’s leadership style, teachers’ motivation, and school climate altogether have positively and significantly influenced teachers’ morale by 36.4%. Another 63.6% that influenced morale come from factors which are not studied in this research.

Teoretically, the implications of this study will help to improve educational human resources in order to create qualified and high spirit human resources. Practically, the implications are to motivate teachers in every way such as giving incentives; creating a condusive school climate; and improving a strong and good Principal’s leadership folowing by improving another morale’s backing up factors. There are few thing to do dealing with this result of the study: (1) even though uneffected partially, Principal’s leadership style should be improved in order to see the influence to teachers’ morale; (2) need to combine leadership style with another factors such as motivastion and school climate; (3) need to improve teachers’ motivation by creating a good and solid teamwork; (4) need to improve school climate which in this study had a stronger and bigger influence to teachers’ morale; (5) need to pay attantion on factors which were not be studied, because according to the calculation, those factors had influenced techers’ morale by 63.6%.

Iman Kepada Qadha dan Qadar

Pengertian Iman Kepada Qadha dan Qadhar
Menurut bahasa al-Quran kata qadha mempunyai beberapa arti yakni hukum (QS.An-Nisa 65) menghendaki (QS Ali Imran 47), perintah (QS Al Isra 23), memberitakan (QS Al Isra 4) dan menjadikan (QS Fushilat 12), dan kata qadar berarti ukuran (QS Al Qamar 49), ketetapan (QS Al Ahzab 38), dan ketentuan (QS Al Furqan 2). Pada pelajaran kali ini pengertian yang akan dijadikan rujukan adalah ketentuan QS. Al Furqan : 2, yaitu :


Artinya : yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu bagiNya dalam kekuasaan(Nya), dan dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya[1053] (Maksudnya: segala sesuatu yang dijadikan Tuhan diberi-Nya perlengkapan-perlengkapan dan persiapan-persiapan, sesuai dengan naluri, sifat-sifat dan fungsinya masing-masing dalam hidup)

Iman kepada Qadha dan Qadhar yaitu Percaya dan yakin dengan sepenuh hati bahwa qadha dan qadhar datang dari Allah swt. Menurut Imam Al Ghazhali bahwa tidak ada satu kejadianpun di alam gaib atau alam nyata kecuali dengan ketentuan qadha dan qadhar dari Allah swt.

Ciri-ciri orang beriman kepada Qadha dan Qadhar
1. Senantiasa terdorong untuk selalu taat dan menjauhi larangan Allah dan rasulNya
2. Selalu berprasangka baik kepada Allah atas musibah yang menimpa pada dirinya
3. Termotivasi untuk bekerja keras dan berikhtiar dengan maksimal
4. Terhindar dari sifat sombong takabur dan membanggakan diri
5. Tidak mudah berputus asa dalam menghadapi masalah
6. Tidak kufur karena pandai bersyukur
7. Tahan uji karena sabar dalam menghadapi segala ketentuan Allah
8. Memiliki jiwa tawakkal
9. Selalu optimis dalam meraih cita-cita
10. Yakin bahwa segala sesuatu yang menimpa dirinya adalah kehendak Allah semata

Perilaku seseorang yang telah beriman kepada Qadha dan Qadhar
1. Selalu penuh harapan atas apa yang dikerjakannya baik dalam urusan dunia maupun akherat.
2. Senantiasa menerima apa yang diberikan oleh Allah baik berupa nikmat maupun musibah (cobaan)
3. Jika ia mendapat nikmat dari Allah, maka ia akan bersyukur.
4. Jika mendapat cobaan maka ia akan tabah dan sabar serta mengucapkan inna lillahi wa inna ilaihi rooji’uun. Firman Allah dalam QS. Al Baqarah : 156 :

Artinya : (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun" [101] (Artinya: Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nya-lah kami kembali. Kalimat ini dinamakan kalimat istirjaa (pernyataan kembali kepada Allah). Disunatkan menyebutnya waktu ditimpa marabahaya baik besar maupun kecil)

Pengertian Qadha dan Qadhar
Menurut istilah qadha adalah keputusan atau ketetapan suatu rencana dari Allah untuk dilaksanakan. Sedangkan qadar adalah rencana yang telah diberlakukan oleh Allah Swt sejak zaman azali, baik yang sudah, sedang maupun yang akan terjadi terhadap semua makhluknya. Qadha menurut bahasa artinya keputusan, dan qadar artinya jangka atau ukuran.

Jadi qadha adalah ketentuan atua ketetapan Allah atas segala makhluknya sejak zaman azali yang belum terjadi. Dan qadhar adalah ketentuan Allah yang sudah terjadi.

Perbedaan antara Qadha dan Qadhar
Qadha adalah ketentuan dari Allah dari sejak zaman azali sebelum makhluk itu lahir kealam dunia/sebelum makhluk itu diciptakan, sedangkan qadha adalah ketentuan dari Allah kepada makhluknya setelah ada di alam dunia.

Hubungan Qadha dan Qadhar
Qadha dan qadar adalah sama-sama ketentuan dari Allah SWT, hanya bedanya kalau qadha tidak bisa dirubah sedang qadar bisa berubah dengan ikhtiarnya.

Macam-macam Takdir
Segala yang terjadi di dunia ini ditentukan oleh Allah SWT sejak zaman azali. Namun pemberlakuan takdir tersebut ada juga yang melibatkan peran makhluknya, oleh karena itu takdir dibagi menjadi dua bagian, yaitu: takdir mubram dan takdir mu’allaq.
1. Taqdir Mubram, yaitu ketentuan Allah yang mesti berlaku atas setiap diri manusia tanpa bisa dielakkan atau ditawar-tawar lagi. Contohnya : datangnya kiamat, jenis kelamin bayi yang akan lahir, jodoh, usia (kematian). Firman Allah dalam QS. An Nisa : 78:
أَيْنَ ماَ تَكُوْنُوْا يُدْرِكْكُمُ اْلمَوْتَ وَلَوْ كُنْتُمْ فيِ بُرُجٍ مُشَيَّدَةٌ...
Artinya : Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh

2. Taqdir Mu’allaq, yaitu ketentuan Allah yang mungkin dapat diubah oleh manusia melalui usaha atau ikhtiar, jika Allah mengizinkan. Contohnya : kepandaian, kekayaan dan kesehatan. Firman Allah dalam QS. Ar Ra’ad : 11 :
                             •         
11. Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah[767]. Sesungguhnya Allah tidak merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan[768] yang ada pada diri mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.

[767] Bagi tiap-tiap manusia ada beberapa Malaikat yang tetap menjaganya secara bergiliran dan ada pula beberapa Malaikat yang mencatat amalan-amalannya. dan yang dikehendaki dalam ayat ini ialah Malaikat yang menjaga secara bergiliran itu, disebut Malaikat Hafazhah.
[768] Tuhan tidak akan merobah Keadaan mereka, selama mereka tidak merobah sebab-sebab kemunduran mereka.

إِنَّ اللهَ لاَ يُغَيِّرُ ماَ بِقَوْمٍ حَتىّٰ يُغَيِّرُوْا ماَ بِأَنْفُسِهِمْ
Artinya : Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan[768] yang ada pada diri mereka sendiri ... ([768]. Tuhan tidak akan merobah keadaan mereka, selama mereka tidak merobah sebab-sebab kemunduran mereka)

1. Contoh-contoh qadha dan qadar yang disebutkan dalam Al-qur’an
Segala sesuatu yang terjadi di dunia ini seperti pasang surutnya air laut, bergeraknya angin, hujan, peredaran matahari, bintang, bulan, revolusi dan rotasi bumi dan orbit planet-planet bukanlah terjadi dengan kebetulan, melainkan telah ditentukan hukumnya oleh Allah SWT. Sebagaimana dalam firmannya:

Artinya: Dan matahari berjalan di tempat peredarannya, demikianlah ketetapan yang maha perkasa lagi maha mengetahui (QS. Yasin, 38)


Demikian pula manusia tidak boleh hanya duduk berpangku tangan menunggu datangnya takdir tetapi ia harus berusaha, contoh : seseorang yang berbuat maksiat harus bertobat dan mengubahnya dengan ketaatan. Untuk menjadi pandai kita harus belajar, ingin menjadi orang kaya bekerjalah dengan keras serta hidup hemat, untuk menjadi sehat kita olah raga rutin dan menjaga makanan dan kebersihan. Hal ini dapat dibuktikan dengan ikhtiar untuk menentukan takdir tersebut.

2. Contoh qadha dan qadar dalam kehidupan sehari-hari
Kita belajar dengan sungguh-sungguh, terus kita berusaha dengan sungguh-sungguh supaya menjadi orang kaya, menjaga dan memelihara kebersihan agar kita sehat

Ayat-ayat al-Quran yang berkaitan dengan qadha dan qadar
Firman Allah dalam QS. Al Hadid : 22 :

Artinya: Tiada suatu bencanapun yang menimpanya dibumi dan tidak pula pada diraimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (lauhil mahfudz) sebelum kami menciptakannya, sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah SWT (QS Al Hadid, 22)

Firman Allah dalam QS. Al Baqarah : 156 :

Artinya : (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun" [101] (Artinya: Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nya-lah kami kembali. Kalimat ini dinamakan kalimat istirjaa (pernyataan kembali kepada Allah). Disunatkan menyebutnya waktu ditimpa marabahaya baik besar maupun kecil)

Firman Allah dalam QS. Ar Ra’ad : 11 :
إِنَّ اللهَ لاَ يُغَيِّرُ ماَ بِقَوْمٍ حَتىّٰ يُغَيِّرُوْا ماَ بِأَنْفُسِهِمْ
Artinya : Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan[768] yang ada pada diri mereka sendiri ... ([768]. Tuhan tidak akan merobah keadaan mereka, selama mereka tidak merobah sebab-sebab kemunduran mereka)

Firman Allah dalam QS. Yasin : 38 :

Artinya: Dan matahari berjalan di tempat peredarannya, demikianlah ketetapan yang maha perkasa lagi maha mengetahui (QS. Yasin, 38)

Dengan demikian dari ayat diatas dapat disimpulkan bahwa :
a. Tidak ada bencana/musibah baik yang terjadi didunia maupun pada diri seseorang sudah merupakan ketentuan Allah.
b. Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum apabila kaum itu sendiri tidak mau merubahnya.